Rabu, 11 Januari 2012

Mulai Dengan (Otak) Kanan

Nabi Muhammad pernah memberikan petunjuk dan petuah sederhana namun jika kita pelajari lebih mendalam mempunyai makna yang sangat luar biasa. Apa itu ? Ya, tidak bukan dan tidak lain adalah “ DAHULUKAN/MULAILAH DENGAN YANG KANAN “. Sederhana tetapi mempunyai arti penafsiran yang luas. Kita boleh saja memaknai untuk mendahulukan bagian yang kanan baru kemudian yang kiri. Lihat saja, wudlu mendahulukan bagian kanan, masuk rumah, masjid dan ruanan yang baik menggunakan kaki kanan dulu. Makan juga memakai tangan kanan. Salam untuk mengakhiri sholat pun mendahulukan kanan.  Ada apa dengan kanan ya ? Kanan memang lebih baik daripada kiri. Memberikan sesuatu juga dengan tangan kanan bahkan menerima sesuatu pun dengan tangan kanan. Kanan, kanan, dan kanan !
Nah, pernahkah kita menggunakan “kanan” untuk sesuatu yang lebih dahsyat ? yaitu, berfikir kanan atau mulai dengan otak kanan. Ya. Otak kanan. Menurut Ippho Santosa dan Ary Ginanjar, penafsiran petuah Nabi Muhammad untuk memulai dengan yang kanan adalah “ Mulailah dengan otak kanan ”. Otak Kanan ?! Ya, Otak Kanan.
Roger Wolcott Sperry, peraih nobel pada tahun 1981 bidang medis dan juga peneliti dan ahli neuropsikologi dari Hartford USA menemukan bahwa otak manusia terdiri dari dua bagian yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua bagian tersebut memiliki fungsi praktis dan terspesialisasi dan keduanya tidak tergantung satu sama lain.
Sejurus dengan itu, sebenarnya sejak tahun 1930-an para ahli sudah menemukan bahwa otak kiri adalah otak rasional. Otak Kiri ini terkait dengan IQ yaitu kecerdasan intelektul. Otak kiri lebih banyak berfungsi dalam hal logika, matematika, angka-angka, perhitungan, analisis, liniear. Segmentasi, teori, tulisan maupun bahasa. Daya ingat otak kiri bersifat lebih pendek karena hal yang perlu diingat tidak berkaitan dengan emosi manusia.
Otak kanan adalah otak emosional yang terkait dengan kecerdasan emosi (EQ) sehingga lebih banyak berperan dalam hal kreatifitas, imajinasi, seni, intuitif, visual, sikap, rasa, senang, susah, ikhlas, semangat, keberanian, keyakinan. Daya ingat otak kanan akan bertahan lama karena bagian ini menyimpan banyak hal misalnya ingatan dan impian.
Untuk lebih luas lagi, dibawah ini perbedaan antara Otak Kanan dan Otak Kiri :
Otak Kanan :
Emosional, terkait EQ
Intuitif, afektif
Imajinatif, kreatif, artistic
Kualitatif, spasial
Tak terencana, spontan, impulsive
Visual
Interpersonal
Holistik
Motorik kiri

Otak Kiri :
Rasional, terkait IQ
Kognitif, logis
Realistis, analitis
Serial, linier
Terencana
Fokus, segmental
Verbal
Motorik kanan
Tahukah Anda, bahwa kemampuan otak kanan itu memiliki kapasitas 90% dan otak kiri hanya 10-12%. Hasil penelitian mutakhir di AS menyebutkan, peran logika dalam membuat orang menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggungjawab otak kanan yang banyak berhubungan dengan inovasi, kreativitas, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati dan lain-lain.
Lalu apa pentingnya otak kanan ? ya jelaslah. Imajinasi dan kretifitas. Apa pentingya itu ? ingat Albert Einstein ? Ia menemukan teori relativitas karena kekuatan imajinasinya. Kemudian sewaktu duduk di bangku sekolah, gurunya mengajari Einstein tentang kekuatan daya imajinasi. Salah satu rahasia kecerdasan orang Yahudi adakah kekuatan imajinasi.
Tahu Andrea Hirata ? penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses, bukan karena ilmu finance yang dia pelajari di Sorbonne Prancis, tetapi karena kemampuan daya imajinasi Andrea kreatif meramu perjalanan hidupnya menjadi suatu cerita yang menarik ke dalam bentuk Novel.
Bahkan orang terkaya di dunia, Billy Gates, pemilik Microsoft adalah seorang yang tidak tamat dari perguruan tinggi. Tapi jangan ditanya soal tekad dan daya imajinasi yang tinggi, sehingga mampu mendirikan perusahaan Microsoft yang dibangun dengan modal tekad yang kuat.
Bahkan, Matshushitya Konoshuke, pemilik perusahaan elektronik Jepang “Panasonic” adalah mantan penjaga toko sepeda. Termasuk motivator sekaligus penulis buku terkenal Andri Wongso adalah anak dari keluarga miskin di Malang yang tidak tamat sekolah dasar, tapi karena keberaniannya bermimpi (daya imajinasi) akhirnya menjadi bintang film di Hongkong serta membuat kata-kata mutiara yang ditulis di kertas pembatas buku bernama Harvest. Itu artinya, cerdas saja tidak cukup, tapi diperlukan kreativitas dengan selalu mengasah imajinasi, dalam hal ini merangsang otak kanannya.
Tahukah anda, saat anda berkendaraan di jalan raya ada rambu-rambu bertuliskan : “ Lajur kanan Hanya untuk Mendahului”, ternyata untuk berada posisi depan harus menggunakan jalan (jalur) kanan. Berarti, gunakan cara-cara kanan untuk menjadi yang terdepan. Begitulah kira-kira !
Pernah baca bukunya Robert Kiyosaki “ Cashflow Quadrant ” ? bagi yang sudah membaca, paham gak dengan buku itu. Kira-kira inti buku itu juga menuntut otak kanan untuk menjalankan tugas agar bisa beralih quadran, misalnya dari karyawan menjadi pengusaha pun dari miskin menjadi kaya.
Anda juga pasti faham, bahwa hidup ini mempunyai visi dan misi kemudian taktik dan strategi. Sejurus dengan itu, visi misi adalah otak kanan karena sesuatu yang berkaitan dengan komitmen dan kenyakinan.  Taktik dan strategi adalah otak kiri karena terkait dengan rencana kerja. Artinya ? artinya, sekali lagi mulailah dengan yang kanan dan dalam bahasa ibadah niat dulu baru amalan. Jadi , kalau mau bisnis atau jadi pengusaha yang penting action dulu, lakukan. Setalah itu lihat dan analisa apa yang terjadi. Nah, pada tahapan inilah otak kiri bekerja.
Nah, bagaimana kaitannya otak kanan dengan agama ? Arman Andi Amirullah menjelaskan, Islam adalah agama merangsang otak kanan manusia menjadi berfungsi. Ketika kita mencoba memahami pergantian malam dan siang terjadi, seperti dijelaskan dalam Al Qur’an, tentu diperlukan daya imajinasi untuk bisa merasakan kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta, menumbuhkan aneka tumbuhan, dan bagaimana Sang Khaliq menurunkan hujan dan imajinasi itu adalah pekerjaan otak kanan.  Masih ingat ketika Rasulullah naik ke langit untuk menerima perintah shalat ? Kalau menggunakan otak kiri niscaya tak akan percaya karena hal itu tidak logis, tak masuk akal, dan sebagainya.  Namun ketika kita menggunakan otak kanan pasti langsung percaya, kenapa ? ya, sekali lagi otak kanan itu lebih bisa memahami hal-hal yang supra logika karena isinya adalah keyakinan.
Nah, bahwa untuk menghasilkan sesuatu yang maksimal niscaya penting sekali mensinergikan antara otak kanan dan otak kiri. Masalahnya, selama ini kita terjebak dalam pengendapan otak kanan dan lebih sering memberikan ruang pada otak kiri. Sudah saatnya kita mengetahui dahsatnya otak kanan dan menggunakannya untuk mewujudkan impian. Otak kanan dulu baru otak kiri.
Sekali lagi “ Ayo, mulai dengan yang kanan, baru kemudian yang kiri ”.

Oleh : Winardi Jadmiko

Sumber Referensi :
http://blog.fastncheap.com
Robert T Kiyosaki, 2002, " The Business School ", PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakrta
Ipho Santosa, 2010, “ 7 Keajaiban Rejeki “, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Ipho Santosa, 2010, “ Muhammad sebagai Pedagang “, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

0 komentar:

Posting Komentar