Dalam al-Khawathir, Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi (Ibrahim Elfiky, 2010) mengatakan bahwa fikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya. Kaitannya dengan berfikir maka fikiran adalah suatu hal yang sangat penting karena berfikir akan membedakan antara manusia dengan binatang, tumbuhan, benda dan makluk lainnya.
Dengan berfikir, manusia bisa membedakan antara yang baik dengan yang tidak baik, antara yang haram dan halal, antara negative dan positif, dengan begitu manusia bisa memilih yang sesuai bagi dirinya dan bertanggung jawab terhadap pilihannya tersebut.
Dalam Quwwat al-Tahakkum fi al-Dzat (Ibrahim Elfiky, 2010) , ada kutipan kalimat bijak dari India kuno : Hari ini Anda tergantung pada pikiran yang dating saat ini, Besok Anda ditentukan oleh kemana pikiran membawa Anda. Kenyataannya, perasaan dan perbuatan dimulai dari pikiran. Pikiranlah yang mendorong setiap perbuatan dan dampaknya. Pikiran pun yang menentukan kondisi jiwa, kepribadian dan rasa percaya diri serta bahkan keyakinan keimanan pun dipengaruhi oleh pikiran.
Dr. Ibrahim Elfiky menyampaikan informasi yang diperolehnya dari buku Aladdin Factor bahwa setiap hari manusia mempunyai lebih dari 60.000 pikiran. Dengan jumlah pikiran yang sangat besar itu manusia membutuhkan pengarahan. Artinya, jika arah yang ditentukan bersifat negative maka 60.000 pikiran itu akan keluar dari memori kea rah negative. Sebaliknya, jika pengarahan bersifat positif maka pikiran-pikiran tersebut akan keluar dari ruang memori ke arah positif.
Celakanya, menurut penelitian pada tahun 1986 menyebutkan bahwa 80% pikiran manusia bersifat negative. Ini memperkuat pernyataan bahwa nafsu cenderung menyuruh pada keburukan (negative) (ammarah bi al-su’). Jika dihitung secara sederhana, maka 80% dari 60.000 adalah 48.000, artinya manusia setiap hari memiliki 48.000 pikiran negative yang bisa mempengaruhi perasaan, sikap, perilaku, ucapan dan penyakit lahir dan batin. Oleh karena itu manusia harus sangat berhati-hati dalam memilih pikiran yang ada dalam benak kita. Hal inipun menguatkan larangan bagi manusia untuk buruk sangka (fikiran negative).
Manusia memang mempunyai kecenderungan tidak ingin membahayakan dan merugikan diri sendiri. Untuk mewujudkan itu harus tetap tawakal pada Allah. Kita harus mulai dari memahami arti pikiran dan kekuatannya. Ya, Pikiran adalah kekuatan manusia. “ Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ?” (Q.S. Al-Zumar ; 9).
Dalam Pikiran juga berlaku “ hukum/Teori Tarik Menarik “. Hukum Tarik Menarik adalah hukum alam. Hukum ini tidak memilih (impersonal) dan tidak memandang sesuatu sebagai hal baik ataupun buruk. Ia hanya menerima pikiran Anda dan memantulkannya kembali kepada Anda sebagai pengalaman hidup Anda. Jika Anda berfikir baik (positif), maka Anda akan mendapatkan pantulan kebaikan, jika Anda berfikir buruk (negative), maka Anda akan mendapatkan pantulan keburukan.
Kekuatan manusia sejatinya ada dalam fikirannya. Sikap dan tindakan merupakan manifestasi fikiran dan fikiran adalah jati diri manusia. Sesuatu yang difikirkan itulah yang akan didapatkannya. Apa yang Anda fikirkan, itulah yang akan Anda raih. Seperti yang diungkapkan Descartes, Cogito ergo sum "aku berpikir maka aku ada", dan dalam Islam pun ada hadits Nabi yang berbunyi : “Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman, ‘Aku ini sesuai dengan sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Jika sangkaannya baik, maka (realitas pun) akan baik, jika sangkaannya buruk, maka (realitas pun) akan buruk’.” (H.R. Thabraniy, 8115).
Allah juga sudah memberi pengajaran kepada manusia bahwa manusia mendapat kekuatan dari Allah melalui fikirannya (ilmu pengetahuan). Dalam Qur’an surat Ar Rahman ayat 33, Allah berfirman : “Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumu, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”. Kekuatan dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan yang berarti ada pada fikiran.
Berkaitan dengan ayat diatas, tidak heranlah bila manusia mampu menginjakkan kaki di bulan dan melintasi jagat raya dengan hasil rekayasa fikiran manusia yang semua itu tentunya karena atas ijin Allah.
Karena itu, mulailah dengan fikiran positif dan lakukan !!!
Oleh : Winardi Jadmiko
Sumber pustaka :
- Al Qur’an
- Dr. Ibrahim Elfiky, 2010, Terapi Berfikir Positif, Jakarta ; Zaman
- Rhonda Byrne, 2010, The Secret, e-book
- Drs. Saifuddin Azwar, MA, 2002, Sikap Manusia ; Teori dan pengukurannya, Yogyakarta ; Pustaka Pelajar
- Google, ensiklopedia bebas
0 komentar:
Posting Komentar